Senin, 20 Desember 2021

Analisis Bentangan Komponen Baja Bertumpuan Sederhana

Konstruksi Balok Bertumpuan Sederhana

Konstruksi balok bertumpuan sederhana (simple beam) adalah konstuksi yang ditumpu pada dua titik tumpuan atau perletakan berupa sendi dan rol. Jenis konstruksi ini adalah statis tertentu, yang dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan. Konstruksi balok bertumpuan sederhana dengan sebuah beban terpusat untuk menggambar bidang Momen Lentur (M), Gaya Lintang atau Gaya Geser (D) dan Gaya Aksial (N) terlebih dahulu harus dihitung reaksi arah vertikal. Momen Lentur adalah gaya yang menyebabkan melenturnya elemen struktur yang merupakan hasil perkalian suatu gaya (Reaksi Perletakan dan Gaya Dalam) dengan suatu jarak ke suatu titik tinjau tertentu. Gaya lintang atau Gaya Geser adalah Gaya yang tegak lurus dengan sumbu batang dan Gaya Normal atau Gaya Aksial adalah gaya yang sejajar degan sumbu batang.

Gambar Ilustrasi Putaran Sudut dan Lendutan

Putaran sudut (q) yaitu besarnya sudut yang dibentuk pada suatu titik antara sumbu batang setelah balok dibebani dengan sumbu batang sebelum balok dibebani. Lendutan (D) yaitu jarak antara titik pada balok sebelum dibebani dengan setelah balok dibebani.

Tabel Deformasi Lendutan Balok Bertumpuan Sederhana

Dimana: δmax adalah lendutan balok (mm), L adalah panjang bentang balok (mm), E adalah modulus elastisitas balok (MPa), P adalah beban (N), I adalah momen inersia balok (mm4) dan M adalah momen maksimum balok (N-mm). Apabila bebannya bertambah, maka pada balok terjadi deformasi dan regangan tambahan yang mengakibatkan timbulnya (atau bertambahnya) retak lentur disepanjang bentang balok. Bila bebannya semakin bertambah, pada akhirnya dapat terjadi keruntuhan elemen struktur, yaitu pada saat beban luarnya mencapai kapasitas elemen. Taraf pembebanan demikian disebut keadaan limit dari keruntuhan pada lentur.

Kapasitas Momen Lentur Balok Baja Konvensional

Gambar Distribusi Tegangan Pada Berbagai Tahap Pembebanan Lentur

Distribusi tegangan pada sebuah penampang WF akibat momen lentur diperlihatkan pada Gambar diatas Penampang elemen balok diasumsikan akan berbeda secara linear, pada sumbu netral penampang nilainya nol dan pada serat terluar penampang bernilai maksimum. Tegangan yang terjadi dapat berupa tegangan tekan pada serat bagian atas dan tegangan tarik pada serat bagian bawah. Regangan maksimum pada penampang akan bernilai kurang dari regangan leleh (Fy), dan distribusi tegangan juga akan linear pada Gambar (a). Jika penampang simetris, kedua serat terluar mempunyai jarak (y) yang sama, sehingga pada titik tersebut akan mengalami leleh pada saat bersamaan.

Gambar Distribusi Tegangan Pada Berbagai Tahap Pembebanan Lentur (b), jika suatu elemen balok diberikan pembebanan lentur sama dengan momen lelehnya (M = My), maka regangan yang terjadi pada penampang diasumsikan akan berbeda secara linear, dimana bernilai nol pada sumbu netral penampang dan bernilai maksimum pada serat terluar penampang. Tegangan yang terjadi pada serat terluar akan sebanding dengan tegangan lelehnya (Fy), sedangkan regangan maksimum pada penampang akan bernilai sama dengan regangan lelehnya (Fy), dan didistribusikan tegangan juga akan linear. 

Peningkatan besar nilai momen yang bekerja akan menyebabkan lokasi leleh menjalar menuju sumbu netralnya (titik yang masih berperilaku elastik). Jika suatu elemen balok diberikan pembebanan lentur dengan besar yang lebih besar dari momen lelehnya (M > My), maka regangan yang terjadi akan berbeda secara linear, dimana bernilai nol pada sumbu netral penampang dan bernilai lebih besar dari regangan lelehnya (Fy) pada serat terluar seperti yang terlihat pada Gambar Distribusi Tegangan Pada Berbagai Tahap Pembebanan Lentur (c).

Pada gambar Distribusi Tegangan Pada Berbagai Tahap Pembebanan Lentur (d), ketika momen yang bekerja ditingkatkan secara bertahap, daerah yang mengalami leleh akan menyebar hingga seluruh penampang akan mengalami leleh. Nilai momen dimana seluruh daerah penampang mengalami leleh disebut dengan momen plastis, Mp dimana seluruh daerah pada penampang akan berperilaku plastis. Untuk memenuhi persamaan kesetimbangan, maka besar gaya tekan pada daerah tekan harus sebanding dengan besar gaya tarik pada daerah tarik penampang melintang elemen.

Hubungan antara momen lentur dan tegangannya:
Fy = M / S
dimana:S = modulus elastis penampang

Hubungan momen lentur dan tegangan penampang dalam kondisi plastis diberikan oleh persamaaan:

Fy = M / Z
dimana: Fy = tegangan leleh pada serat ditinjau 
                  M = momen lentur 
                  Z = modulus plastis penampang

Ketika seluruh daerah penampang dalam kondisi plastis, maka seluruh serat mengalami leleh sehingga tegangan yang terjadi sebanding dengan tegangan lelehnya (Fy). Nilai momen yang terjadi juga akan sebanding dengan momen plastisnya, Mp, sehingga persamaan dituliskan sebagai:

Fy = Mp / S
Mp = Fy . S
Artikel terkait;
By, Muh. Akbar Busman





Continue reading Analisis Bentangan Komponen Baja Bertumpuan Sederhana

Jumat, 17 Desember 2021

,

Analisis Balok Castella

Pengertian Baja Castella

Balok Castella adalah balok yang terbentuk dengan cara pemotongan balok WF (Wide Flange) secara berliku dengan membentuk sudut tertentu. Tujuan dari “Castella Beam” adalah untuk mengurangi berat dan mempertinggi profil, pada prinsipnya adalah memperbesar modulus penampang (S) dan momen inersia (I) suatu profil sehingga akhirnya akan menghasilkan kekuatan dan kekakuan yang lebih besar dibandingkan profil aslinya. Balok Castella ini dihasilkan dari suatu pemotongan profil dengan pola zig-zag yang dicetak menggunakan hot-rolled (cetakan panas) berbentuk H, I, atau U. Setengah bagian profil baja yang telah dipotong disambung dengan cara digeser atau dibalik (ujung kanan dilas dengan ujung kiri, dan sebaliknya) sehingga membentuk lubang berbentuk polygonal. Hal ini mengakibatkan bertambahnya tinggi (h) dan tinggi daerah pemotongan (d) (L. Amayreh & M. P. Saka 2005).

Gambar Balok Baja Castella

Bagian-bagian dari balok baja Castella seperti di bawah ini :
  1. Web-Post : Luas solid dari balok baja Castella.
  2. Castellation : Luas yang sudah mengalami pelubangan (hole).
  3. Throat Widt : Perpanjangan horizontal dari potongan bawah profil.
  4. Throat Depth   : Tinggi daerah profil potongan bawah sampai sayap profil.

Kekuatan Balok Castella

Dalam perencanaan balok castella, flens memikul sebagian besar beban lentur, maka pengurangan luas badan profil tidak menjadi persoalan bila ditinjau dari daya tahan terhadap momen. Namun gaya lintang (V) yang dianggap dipikul oleh badan profil harus ditinjau lebih lanjut. Dua bagian T atas dan bawah pada setiap badan yang berlubang menahan gaya geser vertikal. Gaya lintang pada tengah bentang mempunyai harga minimum sehingga tidak mempengaruhi kekuatan balok. 

Mendekati tumpuan dimana gaya lintang (V) makin besar, tegangan lentur utama yang diakibatkan gaya lintang pada potongan T harus dimasukkan pada perhitungan tegangan lentur utama akibat beban balok. Titik balik momen lentur akibat gaya lintang dari bagian T atas dan bawah diasumsikan terjadi di tengah dari bagian badan yang terbuka (e/2). Dan selanjutnya gaya geser vertikal total atau gaya lintang total dibagi sama antara dua bagian T seperti terlihat pada gambar dibawah (Omer W. Blodgett, 1966).


Gambar Penampang Pada Balok Castella
Bagian sayap atas dan bawah dari balok Castella masing mengalami tegangan lentur tekan dan tarik akibat momen lentur (Mu), bila dianggap momen lentur dipikul sepenuhnya oleh pelat sayap maka harus dipenuhi rumus LRFD.
Mu ≤ ϕ b . Mn
Mn = Sx . fy
dimana :
  • Mu = momen lentur (kgm)
  • Mn = momen nominal (kgm)
  • Sx = modulus penampang (cm3 )
  • fy = tegangan leleh (kg/cm2)
  • ϕ b = faktor resistensi (reduksi kekuatan) untuk lentur = 0,90
(Sumber: Struktur Baja 1; Charles G. Salmon; 7.4.1 & 7.3.1)

Tahapan Desain Balok Castella 

Pola Pemotongan Balok Castella
Pola pemotongan balok dan bentuk geometrik hasil pemotongan badan akan membantu menentukan nilai dari bagian yang akan dipotong dan menentukan juga besaran pada balok yang akan dipakai dalam perhitungan kekuatan balok terlihat pada gambar dibawah (Omer W. Blodgett, 1966).
Gambar Geometrik Pemotongan Profil Balok I Castella

Cara Penumpukan atau Penyambungan Kembali
Penyambungan Kembali balok Castella yaitu dengan cara memutar salah satu potongan dan menumpuk atau menyatukan kembali puncak potongan profil tunggal tadi dengan las, sehingga didapat balok profil yang lebih tinggi dari balok aslinya dan berlubang ditengah yang menyerupai sarang lebah. Dalam melakukan pemotongan harus diperhitungkan terlebih dahulu berapa besar e dan b serta sudut kemiringan potongan guna menghindari kurang tepatnya penumpukan atau penyambungan kembali. Jika e dapat diatur untuk mendapatkan lubang-lubang sarang lebah yang dapat memberikan jarak lubang yang cukup untuk proses pengelasan. Namun bertambahnya jarak e akan memperbesar tegangan lentur pada penampang T akibat bekerjanya gaya lintang V atau gaya geser V. Oleh karenanya harga e harus diambil sedemikian rupa agar tegangan lentur yang terjadi masih dalam batas yang diijinkan (Omer W. Blodgett, 1966). 



Gambar Proses Penyusunan Balok Castella Segi Enam Tipikal


Keterangan : 
Pada umumnya sudut θ berkisar antara 45˚ sampai 70˚ sedang yang biasa dipakai di lapangan kisarannya adalah α = 45˚ dan α = 60˚. Sudut θ harus diambil sedemikian rupa hingga tegangan geser horizontal sepanjang garis netral pada badan profil tidak melampaui tegangan geser ijin.

Artikel terkait;
By, Muh. Akbar Busman






Continue reading Analisis Balok Castella